Dengarkan kisahku… .
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahasia,
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan,
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap.
Minggu, 27 Agustus 2017
PUISI KISAH KU _KAHLIL GIBRAN_
Minggu, 16 April 2017
RANGKAIAN KATA YANG TAK BERUCAP NAMUN MEMILIKI MAKNA
Untuk postingan kali ini saya ngepost Puisi dulu, biasanya saya Posting puisi2 saya di akun ig saya (@kataaisah_pecintasunyi)...
Tentang rahasia
Perkara Rasa dan Perasaan ku...
Biarkan itu menjadi Rahasia ku...
Adanya kamu dan Rasa Cinta mu...
Hanya Tuhan yang tau Maksudnya...
Dan Engkau yang Mengerti tujuannya...
Jika itu benar....
Aku akan Menjadi tujuan mu, dan Kamu adalah rahasia ku....
Tapi Jika itu Salah...
Mungkin itu maksud Tuhan Pertemukan aku dan kamu...
Hanya untuk Sebatas bertemu...
Bukan untuk saling memiliki...
Dan aku bukanlah Tujuan mu, begitupun dengan kamu... Bukanlah rahasia ku....
By: S DEWI AISAH
Tentang rahasia
Perkara Rasa dan Perasaan ku...
Biarkan itu menjadi Rahasia ku...
Adanya kamu dan Rasa Cinta mu...
Hanya Tuhan yang tau Maksudnya...
Dan Engkau yang Mengerti tujuannya...
Jika itu benar....
Aku akan Menjadi tujuan mu, dan Kamu adalah rahasia ku....
Tapi Jika itu Salah...
Mungkin itu maksud Tuhan Pertemukan aku dan kamu...
Hanya untuk Sebatas bertemu...
Bukan untuk saling memiliki...
Dan aku bukanlah Tujuan mu, begitupun dengan kamu... Bukanlah rahasia ku....
By: S DEWI AISAH
Jumat, 31 Maret 2017
MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI
“PENGERTIAN
TEKNOLOGI INFORMATIKA
DAN
SEJARAH
PERKEMBANGANNYA”
TUGAS
MATA KULIAH
PAKET
APLIKASI I & STRUKTUR DATA
Di
Susun oleh:
MARITA
TRI SUSANTI
SITI
DEWI AISAH
FAKULTAS
TEKNIK INDUSTRI
PRODI
TEKNOLOGI INFORMATIKA
SEMESTER
II
UNIVERSITAS SATYAGAMA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikn Tugas Makalah ini dengan tepat waktunnya yang berjudul “ Pengertian Komputer & Komputer Dari Kalkulasi Hingga Komuniksi “.
Makalah ini berisi tentang pembahasan judul di atas sehingga dapat menambah wawasasan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan khususnya kelompok kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala usaha kita.
Jakarta, maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................ i
Daftar Isi ................................................................. ii
BAB I (PENDAHULUAN) ....................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................... 2
BAB II (PEMBAHASAN) ........................................................ 3
1. Definisi Teknologi Informatika ............................................ 3
2. Perkembangan Teknologi Informatika .............................. 4
A. Era Komputerisasi ............................................................. 5
B. Era Teknologi Informasi ................................................... 5
C. Era Globalisasi Informasi ................................................. 7
BAB III (PENUTUP) ................................................................ 9
A. Kesimpulan ........................................................................... 9
B.Saran ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI, IT atau infotech. Dalam Oxford English Dictionary (OED2) edisi ke-2 mendefenisikan teknologi informasi adalah hardware dan software, dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks bisnis atau usaha.
Menurut Haag dan Keen (1996), Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Menurut Martin (1999), Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi.
Sementara Williams dan Sawyer (2003), mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari defenisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Teknologi komputer merupakan teknologi yang berhubungan dengan perangkat komputer seperti printer, pembaca sidik jari, CD-ROM, Prosesor, disk, dan lain-lain. Komputer merupakan mesin serbaguna yang dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data apa saja menjadi informasi yang berguna. Hal ini dimungkinkan karena komputer dapat dikendalikan oleh program yang terdiri atas sederetan instruksi. Komputer akan bertindak sesuai instruksi yang diterimanya dari program. Dengan kata lain komputer akan bertindak sesuai keinginan pembuat program.
Teknologi komunikasi atau telekomunikasi merupakan teknologi komunikasi jarak jauh. Termasuk teknologi telekomunikasi yang kita gunakan sehari-hari adalah telepon, televisi, radio, handy-talky, handphone. Dikatakan sebelumnya bahwa teknologi informasi
merupakan konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi, saat ini teknologi telekomunikasi yang disebutkan di atas telah dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah komputer. Sehingga beberapa komputer dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah. Inilah makna dari kata “konvergensi” di atas yang kemudian lazim disebut sebagai Teknologi Informasi.
Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan Materi-Materi Pengantar Teknologi informasi yaitu :
1. Apa sajakah Teknologi informasi yang berkembang pada saat ini?
2. Apa saja kah komponen dari teknologi informasi itu?
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Pengantar reknologi informasi dan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat tugas akhir serta meningkatkan kemampuan mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi.
Dan juga untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan sejarah teknologi informasi
Manfaat Teoritis
1. Bermanfaat sebagai suatu proses belajar dalam membuat makalah.
2. Dapat mengkaji lebih dalam tantang sejarah perkembangan Microsoft office.
• Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis makalah ini sebagai berikut :
1. Bermanfaat sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui atau mengenal lebih dalam tentang teknologi informasi
2. Untuk mengetahui perkembangan Teknologi Informasi di dunia.
3. Untuk menambah pengetahuan tentangTeknologi Informasi
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Definisi Teknologi Informatika
Dalam sejarah peradaban kehidupannya, manusia sebagai makhluk yang berakal senantiasa berusaha mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dalam proses pencapaian hal tersebut, manusia memanfaatkan kemampuan akal yang dimilikinya. Dengan usaha dan pengalaman yang ada, manusia mendapatkan/menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan (knowledge).
Setelah mempunyai ilmu pengetahuan manusia pun berusaha untuk menerapkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi sesuatu yang nyata. Sesuatu yang berfungsi untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya. Itulah teknologi. Teknologi merupakan sebuah hasil dari penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya.
Informasi erat kaitannya dengan kejadian, fakta, dan objek yang dapat dideskripsikan. Informasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu hasil pengolahan data menjadi lebih bermakna. Sebagai contoh, rangkaian data yang didapatkan oleh wartawan stasiun televisi akan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang bermakna. Informasi tersebut selanjutnya akan disebarluaskan oleh reporter melalui siaran berita. Abad 21 yang sedang kita jalani ini merupakan era informasi. Disebut sebagai era informasi dikarenakan informasi begitu banyak dan semakin mudah untuk didapatkan.
Jadi, Apa teknologi informasi itu?
Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, sebenarnya dapat disimpulkan secara sederhana bahwa PTI merupakan segala sesuatu apapun yang dapat membantu manusia dalam penyampaian dan penyebarluasan informasi. Namun kesimpulan tersebut terlalu luas dan terlalu umum untuk digunakan di zaman sekarang. Pada zaman dulu, kertas mungkin menjadi salah satu perangkat PTI yang menjadi primadona masyarakat dunia. Lalu diikuti dengan ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg yang membuat para penulis di zaman
B. Perkembangan Teknologi Informasi
EVOLUSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI.
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi.
Data atau informasi yang pada jaman dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Tidak berlebihan jika salah satu pakar IBM menganalogikannya dengan perkembangan otomotif sebagai berikut: “seandainya dunia otomotif mengalami kemajuan sepesat teknologi informasi, saat ini telah dapat diproduksi sebuah mobil berbahan bakar solar, yang dapat dipacu hingga kecepatan maximum 10,000 km/jam, dengan harga beli hanya sekitar 1 dolar Amerika !”.
Secara mikro, ada hal cukup menarik untuk dipelajari, yaitu bagaimana evolusi perkembangan teknologi informasi yang ada secara signifikan mempengaruhi persaingan antara perusahaan-perusahaan di dunia, khususnya yang bergerak di bidang jasa.
Secara garis besar, ada empat periode atau era perkembangan sistem informasi, yang dimulai dari pertama kali diketemukannya komputer hingga saat ini. Keempat era tersebut (Cash et.al., 1992) terjadi tidak hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian pesat, namun didukung pula oleh teori-teori baru mengenai manajemen perusahaan modern. Ahli-ahli manajemen dan organisasi seperti Peter Drucker, Michael Hammer, Porter, sangat mewarnai pandangan manajemen terhadap teknologi informasi di era modern.
Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa masih banyak perusahaan terutama di negara berkembang (dunia ketiga), yang masih sulit mengadaptasikan teori-teori baru mengenai manajemen, organisasi, maupun teknologi informasi karena masih melekatnya faktor-faktor budaya lokal atau setempat yang mempengaruhi behavior sumber daya manusianya. Sehingga tidaklah heran jika masih sering ditemui perusahaan dengan peralatan komputer yang tercanggih, namun masih dipergunakan sebagai alat-alat administratif yang notabene merupakan era penggunaan komputer pertama di dunia pada awal tahun 1960-an.
1. Era Komputerisasi
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an ketika mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke dunia industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data processing). Pemakaian komputer di masa ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya) dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa.
Pada era tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan perusahaan besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada pesaing yang berarti. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan administrasinya sehari-hari.
Keperluan organisasi yang paling banyak menyita waktu komputer pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe untuk melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.
2. Era Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa “revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini computer, bahkan mainframe).
Kegunaan komputer di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) pada suatu perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual.
Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Teori-teori manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis. Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi merupakan komponen dari sistem tersebut.
Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated free market”.
Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini sering diasosiasikan dengan istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base company” yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better (lebih baik), dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan.
Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan adalah pada proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal.
Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR (BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan
3. Era Globalisasi Informasi
Belum banyak buku yang secara eksplisit memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi informasi. Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, perkembangan dibidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial.
Ketika sebuah seminar internasional mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam virtual world of computer.
Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet, Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Terbukti sangat sulit untuk menentukan perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
Perusahaan-perusahaan pun sudah tidak terikat pada batasan fisik lagi. Melalui virtual world of computer, seseorang dapat mencari pelanggan di seluruh lapisan masyarakat dunia yang terhubung dengan jaringan internet. Sulit untuk dihitung besarnya uang atau investasi yang mengalir bebas melalui jaringan internet. Transaksi-transaksi perdagangan dapat dengan mudah dilakukan di cyberspace melalui electronic transaction dengan mempergunakan electronic money.
Tidak jarang perusahaan yang akhirnya harus mendefinisikan kembali visi dan misi bisnisnya, terutama yang bergelut di bidang pemberian jasa. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan perangkat canggih teknologi informasi telah merubah mindset manajemen perusahaan sehingga tidak jarang terjadi perusahaan yang banting stir menggeluti bidang lain. Bagi negara dunia ketiga atau yang sedang berkembang, dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi amat terasa. Di suatu sisi banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi informasi.Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing dengan perusahaan multi nasional lainnya, alias harus gulung tikar. Hal terakhir yang paling memusingkan kepala manajemen adalah kenyataan bahwa lingkungan bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai dampak kompetisi yang sedemikian ketat, namun karena adanya faktor-faktor external lain seperti politik (demokrasi), ekonomi (krisis), sosial budaya (reformasi), yang secara tidak langsung menghasilkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan baru yang harus ditaati perusahaan.
Secara operasional, tentu saja fenomena ini sangat menyulitkan para praktisi teknologi informasi dalam menyusun sistemnya. Tidak jarang di tengah-tengah konstruksi sistem informasi, terjadi perubahan kebutuhan sehingga harus diadakan analisa ulang terhadap sistem yang akan dibangun. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object, dan lain sebagainya.
. Secara fisik, Komputer terdiri dari beberapa komponen yang merupakan suatu sistem. Sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Apabila salah satu komponen tidak berfungsi, akan mengakibatkan tidak berfungsinya proses-proses yang ada komputer dengan baik. Komponen komputer ini termasuk dalam kategori elemen perangkat keras (hardware).
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Saat ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat dan meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Baik untuk keperluan menyelesaikan pekerjaan sehari - hari di tempat kerja, maupun di dalam kehidupan pribadi atau keluarga. Perkembangan TI ini akan mendominasi dunia dan sangat memengaruhi kehidupan masyarakat di masa mendatang.
Sumber Daya Manusia yang dapat mengerti perkembangan ini dan mampu menerapkannya dalam kehidupannya sehari - hari akan mampu bersaing dengan SDM lain yang tidak mengikuti perkembangan ini.
Kuliah ini mengenalkan tentang konsep-konsep teknologi informasi. Mata kuliah ini menerangkan tentang berbagai macam konsep teknologi informasi, dimulai dari perkembangan, etika, sampai fungsionalitas teknologi informasi. Mata kuliah ini sangat penting dalam memberikan motivasi kepada para mahasiswa dan menarik minat mereka untuk berinteraksi dengan teknologi informasi.
B. SARAN
Untuk kemajuan teknologi informasi teknologi computer maka diharapkan agar perkembangan computer kedepan mampu mengubah pola fikir dan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Serta tumbuhnya kratifitas hingga menghasilkan suatu karya yang berguna bagi manusia.
Diharapkan dengan adanya teknologi computer dan softwarenya dapat dimanfaat sesuai dengan kegunaan sebenarnya yang mampu mempercerdas bangsa bukannya unutk menghancurkan moral moral bangsa.
Kemajuan teknologi informasi computer software dimasa mendatang diharapkan dapat membantu semua jenis pekerjaan manusia sehingga mereka mampu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan cepat karena dimasa depan teknologi akan semakin canggih dan semua pekerjaan dikerjakan dengan system komputerisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ray-vino-alone.blogspot.com/2011/07/perkembangan-teknologi-informasi.html
www.slideshare.net/EdithTama/materi-photoshop1
www.slideshare.net/EdithTama/materi-photoshop1
pc24.co.id/article/category26_1.htm
edysoewanto.wordpress.com/2010/.../membuat-jaringan-peer-to-peer.
computers-inc.blogspot.com/.../pengertian-teknologi-informasi.html
Jumat, 20 Januari 2017
TUGAS UAS 1 MAKALAH PKN SEMESTER I
TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEMESTER I
INDONESIA berbagai agama, suku, budaya dan etnis
BERSATU DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA
DI BAWAH NAUNGAN PANCASILA
MENJADI RAKYAT YANG DAMAI, SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN
DI BAWAH NAUNGAN PANCASILA
MENJADI RAKYAT YANG DAMAI, SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN
DI SUSUN OLEH:
SITI DEWI AISAH
(16710650002)
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PRODI TEKNIK INFORMATIKA(PAGI)
Dosen Pengampu:
Dr.Drs.H.Budi Supriyatno,MM.,MSi
UNIVERSITAS SATYAGAMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Indonesa Berbagai Agama, Suku,
Budaya Dan Etnis. Bersatu Dalam Bhineka
Tunggal Ika Dibawah Naungan PANCASILA
Menjadi Rakyat Yang Damai, Sejahtera Lahir Dan Batin”.
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Atas
terselesaikannya makalah ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
- Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penulisan makalah ini,
- Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila
- Serta, semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
Karena
keterbatasan pengetahuan penulis maka penulisan makalah ini jauh dari
sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Besar harapan penulis agar
makalah ini memperoleh nilai yang memuaskan, bahakan sempurna, Amiiin…!!
Jakarta, Desember 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman
dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini
tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan
bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang
berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki
persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan
sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Negara
Republik Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber
daya manusianya. sumber daya alam indonesia dipenuhi dengan pohon-pohon dan
rempah-rempah yang sangat subur. sedangkan untuk kekayaan sumber daya manusianya
indonesai memiliki putra-putri terbaik bangsa. Indonesai merupakan negara yang
sebagian wilayahnya dikelilingi oleh laut, dan menjada negara yang membunyai
beragam suku bangsa dan bahaya. Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh
dengan akan kenekaragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain. Namun Indonesia
mampu mepersatukan berbagai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa
Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di
bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka
tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam
wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian
hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga
perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa
dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga
menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga
berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga ikut mendukung
perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa, Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi.
Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman
budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai
keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Sejarah
membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan,
saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton
atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu
meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui
bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan
rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh
terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin
dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks
keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa
semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari
pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700-an sukubangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta
keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat kesenian adat bahkan makanan yang
dimakan pun beraneka ragam. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
memiliki karakteristi yang unik ini dapat dilihat dari budaya gotong royong,
teposliro, budaya menghormati orang tua (cium tangan), dan lain sebagainya.
Namun
seiring berjalannya waktu, saat ini Negara Indonesia makna bhineka Tunggal Ika
semakin luntur. Sudah tampak kecondongan terpecah belah, individualis dengan
dalih otonomi daerah, perbedaan SARA, tidak lagi muncul sifat tolong menolong
atau gotong royong. Semangat “Bhinneka Tunggal Ika” perlu untuk
disosialisasikan lagi. Bhinneka Tunggal Ika mulai luntur, banyak anak muda yang
tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak birokrat
yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia
Merdeka memudar, seperti pelita kehabisan minyak. Sumpah Pemuda hanya sebagai
penghias bibir sebagian orang, dan bagi sebagian orang hanya dilafaskan pada
saat memperingati hari sumpah pemuda setiap 28 Oktober. Tetapi bagi sebagian
yang muda hanya sebagai pelajaran sejarah yang hanya dipelajari di
sekolah-sekolah. Api dari Persatuan Indonesia melalui “Bhinneka Tunggal Ika”
perlu untuk dinyalakan lagi di hati anak bangsa dan bagi kita semua.
Berdasarkan
latar belakang yang kami jabarkan diatas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah guna menunjang isi makalah ini, antara lain :
- Apa definisi dan Bagaimana perjalanan Sejarah Bhineka Tunggal Ika sebagai bentuk identitas Bangsa Indonesia, penetapan,serta pentingnya bhineka tunggal ika bagi bangsa indonesia ?
- Apa yang dimaksud dengan integritas nasional serta ruang lingkupnya,?
- Bagaimana keanekaragaman suku bangsa di Indonesia ?
- Persebaran suku bangsa ?
- Adat istiadat suku bangsa ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tetapi juga
untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai arti istilah
kebinekaan, pelaksanaan bhineka tunggal ika, macam-macam, agama, suku, budaya,
serta etnis di Indonesia.
Dari makalah ini juga dapat diperoleh beberapa manfaat
bagi semua orang yang membacanya, bahwasanya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, kita dapat memaknai dan melakukan apa yang terkandung dalam Bhineka
Tunggal Ika dan Bisa menjadikan dalam kehidupan untuk lebih mengutamakan
kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi. Dan juga dapat Memaknai arti
Bhineka Tunggal Ika yang saat ini sudah mulai memudar dan dapat menjaga
persatuan Bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BHINEKA TUNGGAL IKA
1.Sejarah
Bhineka Tunggal Ika
Sebelumnya
semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika
dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan
Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggl Ika ini dilakukan oleh Mpu
Tantular dalam kitab Sutasoma. Perumusan semboyan ini pada dasarnya merupakan
pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan
keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit
saat itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif
terhadap system pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun
telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatu Negara Kesatuan Republik
Indoesia. Dalam kitab Sutosoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada
perbedaan dalam hal kepercayaan dan keaneragaman agama yang ada di kalangan
masyarakat Majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, konsep Bhineka Tunggal Ika bukan hanya perbedaan agama dan
kepercayaan menjadi fokus, tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka Tunggal Ika
sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku,
bangsa, budya (adat-istiadat), beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan
yang menuju persatuan dan kesatuan Negara.
Jika diuraikan satu per satu, Bhineka
berarti berbeda, Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa walaupun berbeda-beda, tapi pada hakekatnya satu. Dengan kata
lain, seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju tujuan yang satu atau
sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Berbicara mengenai Lambang Negara
Kesatuan Republik Indonesia, lambang Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika ditetapkan secara resmi menjadi bagian dari Negara Indonesia
melalui Peraturan Pemerintahan Nomor 66 Tahun 1951 pada 17Oktober 1951 dan di
undang kan pada 28 Oktober 1951 sebagai Lambang Negara. Usaha pada masa
Majapahit maupun pada masa pemerintahan Indonesia berlandaskan pada pandangan
yang sama, yaitu pandangan mengenai semangat rasa persatuan, kesatuan, dan
kebersamaan sebagai modal dasar untuk menegakkan Negara.
2. Penetapan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Pilar Bangsa
Pada tahun
1951, sekitar 600 tahun setelah pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
diungkap oleh Mpu Tantular, ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai
semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah No.66
tahun 1951. Peraturan Pemerintah tersebut menentukan bahwa sejak 17 Agustus
1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai seboyan yang terdapat dalam
Lambang Negara Republik Indonesia, “Garuda Pancasila.” Kata “bhinna ika,”
kemudian dirangkai menjadi satu kata “bhinneka”. Pada perubahan UUD 1945 yang
kedua, Bhinneka Tunggal Ika dikukuhkan sebagai semboyan resmi yang terdapat
dalam Lambang Negara, dan tercantum dalam pasal 36a UUD 1945 yang menyebutkan
:”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
Dengan demikian, Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang merupakan
kesepakatan bangsa, yang ditetapkan dalam UUD nya. Oleh karena itu untuk dapat
dijadikan acuan secara tepat dalam hidup berbangsa dan bernegara, makna
Bhinneka Tunggal Ika perlu difahami secara tepat dan benar untuk selanjutnya
difahami bagaimana cara untuk mengimplementasikan secara tepat dan benar pula.
Bhinneka Tunggal Ika berisi konsep pluralistik dan
multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Prinsip
pluralistik dan multikulturalistik adalah asas yang mengakui adanya kemajemukan
bangsa dilihat dari segi agama, keyakinan, suku bangsa, adat budaya, keadaan
daerah, dan ras. Kemajemukan tersebut dihormati dan dihargai serta
didudukkan dalam suatu prinsip yang dapat mengikat keanekaragaman
tersebut dalam kesatuan yang kokoh. Kemajemukan bukan dikembangkan dan didorong
menjadi faktor pemecah bangsa, tetapi merupakan kekuatan yang dimiliki oleh
masing-masing komponen bangsa, untuk selanjutnya diikat secara sinerjik
menjadi kekuatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam menghadapi segala
tantangan dan persoalan bangsa.
3 Pentingnya
Semboyan Bhinekha Tunggal Ika
Secara
mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat
banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun
tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera,
lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama. Kata-kata Bhinneka
Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung
Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang
bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan :
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Makna
Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan dimuka
bahwa
walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan
suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia
tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan
tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri
atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang
bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia namun
keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun
justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya
justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam
praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa (nasionalisme) terdapat
dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu kekuasaan pisik (lahir), atau
disebut juga kekuasan material yang berupa kekerasan, paksaan dan kekuasaan
idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide dan kepercayaan-kepercayaan.
Proses nasionalisme (persatuan) yang dikuasai oleh kekuasaan pisik akan tumbuh
dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat materialis. Sebaliknya proses
nasionalisme (persatuan) yang dalam pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan
idealis maka akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh
dari realitas bangsa dan negara.
Oleh karena
itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah,
namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik hal-hal yang
bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang
paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung
dalam Pancasila. Di dalam perkembangan nasionalisme didunia terdapat berbagai
macam teori antara lain Hans Kohn yang menyatakan bahwa “Nasionalisme terbentuk
ke persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan
“. Bangsa tumbuh dan berkembang dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk
melalui jalannya sejarah. Dalam masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang
beraneka ragam serta wilayah negara Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu
kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam itu bukanlah merupakan
suatu perbedaan yang saling bertentangan namun perbedaan itu justru merupakan daya
penarik kearah resultan sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam
suatu kerjasama yang luhur yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.
Penerapan Bhineka Tunggal Ika
Pemahaman
nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an masyarakat multikultural/majemuk sebagai
pilar nasionalisme, sekaligus untuk memberi wacana dan sumbang saran kepada
semua pihak, terutama para pelaksana dan penentu kebijakan diberbagai instansi
tekait, agar dapat dijadikan tambahan acuan dalam menentukan peraturan
berkaitan dengan aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an
oleh masyarakat multikultural sebagai pilar nasionalisme yang kokoh dan
trengginas dalam menghadapi perubahan globalKalimat yang terpampang pada pita
putih yang tercengkeram oleh kaki burung garuda, lambang negara Indonesia yaitu
BHINNEKA TUNGGAL IKA memiliki makna yang menggambarkan keragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merupakan satu
kesatuan Indonesia. Bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda tetapi
satu, bila ditengok dari asal usul kalimatnya yang tertuang dalam syair kitab
sutasoma adalah penggambaran dari dua ajaran atau keyakinan yang berbeda kala
itu, namun pada dasarnya memiliki satu kesamaan tujuan.
Empu
Tantular sebagai pencetus kalimat yang tertuang itu tentunya memahami benar
arti dan makna yang tersimpan di dalamnya. Walaupun kalimat itu merupakan
bentuk pernyataan beliau dari suatu keadaan yang sedang dialami, namun
kenyataannya dapat diterapkan dan diterima hingga saat sekarang ini. Dan memang
seperti itulah seorang yang populis, berani menyampaikan sesuatu yang belum
pernah diperdengarkan sebelumnya dan menyampaikan dengan bahasa yang populer,
yaitu bahasa yang bisa diterima saat itu, saat ini dan suatu saat yang akan
datang.
Hanya orang
bijaklah yang mampu menyampaikan kata-katanya dengan bahasa yang dapat dipahami
atau dimengerti oleh masing-masing pendengar atau pembacanya sesuai tingkat
pemahamannya masing-masing.
B. SUKU
BANGSA
A.Pengertian
Suku Bangsa
Suku bangsa
adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu,
pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku
bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan
adat istiadat.
Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia
merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh
factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia.
perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat
terlihat dari ciri-ciri berikut ini
B.Ciri-Ciri perbedaan suku bangsa
a) Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan
lain-lain.
b) Bahasa yang dipergunakan, misalnya
Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c) Adat istiadat, misalnya pakaian adat,
upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d) Kesenian daerah, misalnya Tari Janger,
Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e) Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem
keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis
ibu).
f) Batasan
fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
C. Jumlah suku bangsa di Indonesia
ratusan jumlahnya
Di bawah ini tabel persebaran suku bangsa
NO
|
NAMA
PROVINSI
|
SUKU
|
1.
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
Aceh ,
Alas , Gayo , Kluet , Simelu , Singkil , Tamiang , Ulu.
|
2.
|
. Sumatera
Utara
|
Karo ,
Nias , Simalungun , Mandailing , Dairi , Toba , Melayu , PakPak , maya-maya.
|
3.
|
Sumatera
Barat
|
Minangkabau
, Mentawai , Melayu , guci, jambak.
|
4.
|
Riau
|
Melayu ,
Siak , Rokan , Kampar , Kuantum Akit , Talang Manuk , Bonai , Sakai , Anak
Dalam , Hutan , Laut .
|
5.
|
Kepulauan
Riau
|
Melayu,
laut.
|
6.
|
Bangka
Belitung
|
Melayu.
|
7.
|
Jambi
|
Batin ,
Kerinci , Penghulu , Pewdah , Melayu , Kubu , Bajau.
|
NO
|
NAMA
PROVINSI
|
SUKU
|
8.
|
Sumatera
Selatan
|
Palembang
, Melayu , Ogan , Pasemah , Komering , Ranau Kisam , Kubu , Rawas , Rejang ,
Lematang , Koto, Agam.
|
9.
|
Bengkulu
|
Melayu ,
Rejang , Lebong , Enggano , Sekah , Serawai, Pekal, Kaur, Lembak.
|
10.
|
Lampung
|
Lampung ,
Melayu , Semendo , Pasemah , Rawas , Ogan Pubian, Sungkai, Sepucih.
|
11.
|
DKI
Jakarta
|
Betawi.
|
12.
|
Banten
|
Banten.
|
13.
|
Jawa Barat
|
Sunda ,
Badui.
|
14.
|
Jawa
Tengah
|
Jawa ,
Karimun , Samin, Kangean.
|
15.
|
D.I.Yogyakarta
|
Jawa.
|
16.
|
Jawa Timur
|
Jawa ,
Madura , Tengger, Asing.
|
17.
|
Bali
|
Bali ,
Jawa , Madura.
|
18.
|
NTB
|
Bali ,
Sasak , Bima , Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok.
|
19.
|
NTT
|
Alor ,
Solor , Rote , Sawu , Sumba , Flores , Belu, Bima
|
20.
|
Kalimantan
Barat
|
Melayu ,
Dayak(Iban Embaluh , Punan , Kayan , Kantuk , Embaloh , Bugan ,Bukat),
Manyuke.
|
21.
|
Kalimantan
Tengah
|
Melayu ,
Dayak(Medang , Basap , Tunjung , Bahau , Kenyah , Penihing , Benuaq) , Banjar
, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas.
|
22.
|
Kalimantan
Timur
|
Melayu ,
Dayak(Bukupai , Lawangan , Dusun, Ngaju , Maayan).
|
23.
|
Kalimantan
Selatan
|
Melayu ,
Banjar , Dayak, Aba.
|
24.
|
Sulawesi
Selatan
|
Bugis ,
Makasar , Toraja , Mandar.
|
25.
|
Sulawesi
Tenggara
|
Muna ,
Buton ,Totaja , Tolaki , Kabaena , Moronehe , Kulisusu , Wolio.
|
NO
|
NAMA
PROVINSI
|
SUKU
|
26.
|
SulawesiTengah
|
Kaili ,
Tomini , Toli-Toli ,Buol , Kulawi , Balantak , Banggai ,Lore.
|
27.
|
Sulawesi
Utara
|
Bolaang-Mongondow
,Minahasa , Sangir , Talaud , Siau , Bantik.
|
28.
|
Gorontalo
|
Gorontalo.
|
29.
|
Maluku
|
Ambon, Kei
, Tanimbar , Seram , Saparua, Aru, Kisar.
|
30.
|
Maluku
Utara
|
Ternate,
Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela.
|
31.
|
Papua
Barat
|
Waigeo,
Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca.
|
32.
|
Papua
Tengah
|
Yapen,
Biak, Mamika, Numfoor.
|
33.
|
Papua
Timur
|
Sentani,
Asmat, Dani, Senggi.
|
1. Sikap
Menghormati Keragaman Suku Bangsa
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita
yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman.
Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah,
namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang
sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera
kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu
di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar
manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus
memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah
dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita
harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di
Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan
sesama warga yang ada di lingkungan kita, seperti gotong royong akan dapat
memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia harus
merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan
wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap
keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan
sehari-hari. diantaranya adalah sebagai berikut:
a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan
seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b. antara warga masyarakat terdapat semangat
tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. dalam menyelesaikan urusan bersama
selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d. terdapat kesadaran dan sikap yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus
dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari
seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah
tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
a) dapat saling
pengertiaan antarsuku bangsa.
b) dapat lebih mudah
mencapai persatuan dan kesatuan.
c) dapat mengurangi
prasangka antar suku.
d) dapat menimbulkan
rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.
2. Keanekaragaman
Budaya suku bangsa di Indonesia
Istilah budaya berasal dari kata Sansekerta, yaitu buddayah
atau buddhi yang berarti akal budi. Kebudayaan berarti
segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Ada tiga bentuk
kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam bentuk gagasan, kebiasaan,
dan benda-benda budaya. Kebudayaan yang
berupa gagasan, antara lain ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan peraturan.
b Kebudayaan yang
berupa kebiasaan, antara lain cara mencari makan (mata pencarian), tata cara
pergaulan, tata cara perkawinan, kesenian, dan bermacam-bermacam upacara
tradisi.
c Kebudayaan yang
berupa benda adalah semua benda yang diciptakan oleh manusia, seperti alat-alat
keperluan sehari-hari, rumah, perhiasan, pusaka (senjata), kendaraan, dan
lain-lain.
Manusia menciptakan kebudayaan untuk bertahan hidup
dan memenuhi kebutuhannya. Selain itu, kebudayaan juga diciptakan untuk
mengolah alam agar bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena kondisi
lingkungan alam berbeda-beda, maka terjadilah keanekaragaman kebudayaan
Faktor
lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain
sebagai berikut.
- Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.
- Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Besar kecilnya suku bangsa yang ada di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup besar, antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis, Makassar, Minangkabau, Bali, dan Batak. Biasanya suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Wujud dari keragaman di dalam
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” itu bermacam-macam yaitu terdiri dari suku
bangsa, selain itu terdiri dari bermacam-macam budaya diantaranya
religi/keagamaan, kesenian daerah yang terdiri dari Pertunjukan Rakyat, Lagu
Daerah,Tarian Daerah, Alat Musik Daerah, Rumah Adat, Pakaian Adat
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.
Membina bangsa Indonesia yang
multikultural memerlukan upaya yang berkesinambungan serta berkaitan dengan
berbagai aspek agar tercapai Integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yaitu dengan mengadakan proses pendidikan sejak dini dalam
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal tentang Prinsip
bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) karena individu dalam masyarakat
majemuk haruslah memiliki kesetiaan ganda (multi loyalities) terhadap
bangsa-negaranya, mereka juga tetap memiliki keterikatan terhadap identitas
kelompoknya, namun mereka menunjukan kesetiaan yang lebih besar pada bangsa
Indonesia.
B. Saran
Rasa bhineka tunggal ika ini
perlu diterapkan pada setiap masyarakat seluruh Indonesia ini demi menjaga
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada kenyataannya penerapan rasa
bhineka tunggal ika ini kurang dilakukan oleh warga negara Indonesia, maka dari
itu sangat diperlukan demi menjawab tantangan masa depan yang dapat memecah
belah suatu negara.
Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan arti dari semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara untuk dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan arti dari semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara untuk dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia
Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn 181.
H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn xvii.
Dr Udin S.Winataputra,M.A. 2009. Multikulturalisme-Bhinneka Tunggal IKa dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia.
H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn xvii.
Dr Udin S.Winataputra,M.A. 2009. Multikulturalisme-Bhinneka Tunggal IKa dalam Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia.
Budiman,arief,2011.
dan budaya
dasar.jakarta:pt
bumi aksara.2011 Budaya masyrakat.Jakarta timur: Pt intan.
Budiyanto,2008.
pendidikan kewarganegaraan.Jakarta:erlangga Herimanto . winarto,
ilmu sosial
Langganan:
Postingan (Atom)